Presiden terpilih Prabowo Subianto berencana menjadikan susu ikansebagai alternatif pengganti susu sapi dalam program Makan Bergizi Gratis.
Namun, masih banyak orang yang sangsi, bisakah susu ikan jadi alternatif pengganti susu sapi yang tak kalah bergizi?
Dokter sekaligus Ahli Gizi Tan Shot Yen mengatakan, susu ikan sebenarnya merupakan produk olahan yang justru dapat menghilangkan 'esensi' dari makanan dan minuman bergizi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pilihan Redaksi
|
"Kita butuh literasi dan edukasi, bukan menambah industri. Ikan segar kaya manfaat dan bukan produk ultra proses," imbuhnya.
Menurutnya ikan adalah salah satu makanan hewani yang bisa dikonsumsi tanpa harus diolah sedemikian rupa menjadi susu. Lagipula, saat ikan hendak dibuat jadi susu, maka memerlukan pabrik untuk mengolahnya, yang bisa menambah pengeluaran negara.
Bergizi tinggi tanpa diolah jadi susu
Tan menegaskan ikan memiliki kandungan nutrisi dan gizi yang tinggi tanpa harus diolah jadi susu. Harga ikan juga cenderung murah, seperti ikan kembung yang sangat mudah didapatkan di Indonesia.
Ikan memiliki harga yang relatif murah, yakni kurang lebih Rp25 ribu untuk setengah kilogram dengan isi ikan 4-5 ekor ukuran sedang.
Untuk harga Rp25 ribu, ikan kembung bisa dinikmati satu keluarga besar dan diolah jadi beragam masakan. Ikan kembung juga kaya nutrisi yang bermanfaat untuk kesehatan.
"Sumber protein untuk tumbuh kembang, meningkatkan kecerdasan, melawan depresi, karena kandungan omega 3-nya terbukti bagus untuk anti depresan," kata dia.
Dalam kesempatan itu, Tan juga membagikan salah satu susu ikan yang telah dijual di pasaran. Untuk satu kardus karton dengan berat 350 gram, susu ikan tersebut dibanderol Rp122 ribu.
"Harganya jauh dengan harga ikan biasa. Mungkin yang direkrut untuk menyelesaikan masalah gizi masyarakat adalah orang teknologi pangan dan elit ekonomi yang tidak benar-benar paham masalah public health. Kalau begini selamanya masalah stunting terus meledak," tegasnya.